Sabtu, 19 Januari 2013

Secantik bintang di langit

Semalam malam bintang. Betapa cantiknya sinarmu, memberikanku sedikit tambahan kebahagiaan di malam yang dingin ini.Apa? Ya! aku sangat bahagia malam ini. Kau tau kenapa?

Aku sudah bertanya padanya semua pertanyaan yang tersimpan selama ini. Aku memberitahunya apa yang aku ceritakan pada bulan dan matahari. Kekuatan? Tentu saja bukan milikku, Tuhan memberikannya melalui matahari.

Bintang, aku ingin menjadi sepertimu. Yang selalu berada di langit. Aku bisa melihat apa saja yang sedang ia lakukan. Meskipun ia tak menyadari keberadaanku tapi itu cukup bagiku.

Ketakutanku hilang, kecemasanku berubah menjadi kebahagiaan. Hanya dia yang mampu merubahnya memang. Saat kesedihanku terpancar dengan air mata, hanya dia yang mampu mengubahnya menjadi seuntai senyuman.

Bintang, awasi dia selalu. Berikan aku tanda jika ia dalam bahaya. Aku ingin menjadi seseorang yang selalu menemaninya seperti kau yang selalu menemani bulan.

Bintang, bolehkah aku menggantungkan harapanku setinggi dirimu di angkasa? Harapanku? Harapanku hanya agar ia selalu dikelilingi selaksa kebahagiaan. Agar aku dapat selalu melihat senyuman tersimpul di bibirnya. Semoga saja Tuhan mengabulkan permintaanku ini.


Sincerely,



Me ^^

Jumat, 18 Januari 2013

tak setegar matahari

Selamat siang matahari. Akhirnya kau bersinar lagi dengan gagahnya. Aku senang melihatmu begitu. Setidaknya kau bisa mengobati sedikit luka di hatiku.

Tidak. Aku tidak sedang bertengkar. Aku hanya merasa dia menjadi sedikit berbeda. Hanya perasaanku saja? Mungkin saja. Tapi tetap saja sikapnya membuatku sedih.

Aku memang bukan gadis yang cantik. Bukan juga gadis yang menjadi pujaan banyak orang. Bahkan mungkin tidak ada yang dapat dibanggakan dari seorang aku. Tapi aku punya sesuatu yang mungkin tidak orang lain miliki, yaitu ketulusan hati dalam mencintainya. Tapi sepertinya itu tidak berarti (lagi).

Matahari, bagaimana rasanya saat kau merasa tidak lagi dibutuhkan manusia? Saat manusia lebih mengharapkan kehadiran hujan dan bukan dirimu? Menyakitkan? Tentu saja. Sepertinya itu yang sedang aku rasakan. Aku merasa ia mulai tidak membutuhkanku, matahari. Mengapa aku bisa berpikir begitu? Aku juga tidak tahu pasti.


Apa yang aku pikirkan? Entahlah, aku juga tidak tahu. Perasaanku kacau. Sekacau keadaan kota Jakarta akibat mendapat kunjungan yang tak diharapkan dari banjir. Pikiranku keruh bagai genangan air yang membanjiri kotaku. Aku masih berpikir mengapa aku bisa berpikir begitu?

Mungkin  karena sekarang waktu yang ia berikan untukku semakin sedikit. Ya, aku tau dia punya banyak teman bau. Aku pun begitu. Tapi aku tetap mengutamakan dia karena bagiku dia yang terutama di hatiku. Mungkin tidak sebaliknya dengan dia. Aku berpikir, teman jauh lebih berharga untuknya dibanding aku. Matahari, apa aku benar? Semoga saja tidak.

Matahari, aku ingin menjadi sepertimu. Tetap berdiri tegak walau banyak orang yang tidak menginginkanmu. Tapi bagaimana bisa? Aku tak punya kekuatan sebesar itu? Bagaimana aku mendapatkannya? Ah, aku tahu. Bisakah kau meminjamkan sedikit kekuatanmu agar aku tetap bisa berdiri tegak?

Sincerely,


me



bulan, aku dan dirinya

semalam malam bulan. mengapa kau tak juga datang? apa kau bosan mendengar ceritaku? tapi aku memerlukanmu. aku ingin berbagi cerita denganmu. memang tak jauh berbeda dengan ceritaku sebelumnya. mungkin kau bosan ya? hmm sepertinya aku sedang seperti seorang anak kecil yang terus menerus merengek untuk minta dibelikan permen oleh ibuku.

aku memang sedikit egois. atau mungkin sangat egois. aku memintanya untuk selalu menemaniku. tapi tahukah kamu mengapa aku begitu? tak tahu? ya, aku pun tak tahu, aku hanya ingin menghabiskan seluruh waktuku bersamanya. apa itu terlalu egois?

bulan, apa dia bosan padaku? apa dia menghindariku? mungkin? mungkin aku harus mmberikannya waktu untuk sendiri. tapi aku tak ingin ia kesepian. aku ingin dia sepertimu, meskipun kau hanya ada saat matahari sudah bosan dengan bumi, tapi kau punya banyak teman. para bintang yang terus menemanimu meskipun mereka tak selalu terlihat. aku ingin dia sepertimu, bersinar dan selalu ada aku sebagai bintang di sisinya.

aku memang cukup tahu banyak tentangnya. tapi hanya satu yang aku tidak tahu. apakah ia masih menyayangiku seperti dulu? bulan, bisakah kau menjawab pertanyaanku ini? ahh kau pasti tak tahu. baiklah, mungkin aku harus bertanya langsung padanya. tapi bagaimana jika dia berbohong padaku?

ya, kau benar. aku terlalu berlebihan. aku terlalu takut kehilangannya. aku takut kalau kalau dia bosan padaku dan meninggalkanku. apa? ya, aku memang sangat menyayanginya. bahkan aku sangat mencintainya.

bulan, dapatkah kau membantuku? aku mau kau membawanya kesini, untuk memelukku dan menyakinkanku bahwa ia benar-benar mencintaiku.

bulan, ubahlah ia menjadi seperti engkau, menggenapi seluruh kehausan harapanku yang besar ini terhadapnya. buatlah ia mengerti diri, yang ingin dicintai tulus oleh dirinya.


sincerely,



me ^^